IPAH Tegalrejo Capai 56 Buah, Terbanyak di Kota Yogyakarta
Tegalrejo,Yogyakarta - Konservasi air menjadi salah satu tematik pembangunan Kecamatan Tegalrejo. Bentuknya bisa beragam, namun yang dipilih oleh Kecamatan Tegalrejo adalah memperbanyak biopori jumbo sehingga mampu meresapkan air hujan ke dalam tanah.
Selain itu, untuk memanfaatkan potensi air hujan yang turun sebagai alternatif air bersih, maka air hujan harus “dipanen”. Tekniknya, dengan menggunakan Instalasi Panen Air Hujan (IPAH).
Dua hal itu yang sejak tahun 2018 terus digaungkan dan disampaikan kepada masyarakat. Untuk mendukung tematik kecamaten tersebut maka pada bulan Juni tahun 2019, telah dilakukan pelatihan memanen air hujan yang menghadirkan para instruktur yang berkompeten.
Mereka adalah Prof.Dr.Ir.Agus Maryono dari Sekolah Vokasi Tehnik UGM dan Sri Wahyuningsih dari Komunitas Banyu Bening.
Dan diakhir pelatihan, seluruh RW di Kecamatan Tegalrejo telah terpasang Instalasi Panen Air Hujan (IPAH). Hanya di Kecamatan Tegalrejo yang memiliki IPAH terbanyak di Kota Yogyakarta, yaitu 46 buah IPAH.
Keseriusan Kecamatan Tegalrejo dalam melakukan konservasi air, diapresiasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK RI) melalui Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Serayu Opak Progo.
Mereka memberikan bantuan IPAH sejumlah 10 unit sebagai bagian dari program Konservasi Tanah dan Air (KTA) yang ada di kementerian.
“ Instalasi Pemanen Air Hujan (IPAH) dari BPDAS akan ditempatkan pada kantor pemerintah, seperti kecamatan, kelurahan, puskesmas, KUA, Koramil dan Polsek. Harapannya, semakin banyak orang akan tahu manfaat air hujan sebagai alternatif air bersih,” ujar Camat Tegalrejo, Ryanto Tri Noegroho.
Dengan demikian, Kecamatan Tegalrejo telah memiliki 56 buah IPAH, terbanyak di Kota Yogyakarta. (Kurniawan)
Caption Foto : Saat BPDAS SOP melakukan monitoring IPAH di wilayah Kecamatan Tegalrejo