Dilirik Kementerian, Kampung Ramah Air Hujan Siap Launching
Tegalrejo,Yogyakarta – Program konservasi air di Kecamatan Tegalrejo dimulai dengan adanya sarasehan konservasi air pada bulan November 2018 yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan kunjungan ke Glintung, Malang untuk mengetahui secara nyata program memanen air yang sudah dilaksanakan.
Mengawali tahun ini Kecamatan Tegalrejo melakukan pelatihan memanen air hujan yang menghadirkan Agus Maryono dari Departemen Teknik Sipil Sekolah Vokasi UGM dan Sri Wahyuningsih atau Yu NIng dari Komunitas Banyu Bening. Dari pelatihan ini masing-masing RW mendapat materi bagaimana cara memanfaatkan air hujan sebagai sumber air bersih, bagaimana mengalirkan air hujan ke dalam tanah dan sumur peresapan serta diajari memanfaatkan air hujan untuk air minum.
“ Program konservasi air yang dicanangkan Kecamatan Tegalrejo merupakan salah tema pembangunan Kecamatan Tegalrejo yaitu Mewujudkan Kecamatan Tegalrejo sebagai Kawasan Konservasi Air, Pertanian Perkotaan dan Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya, “ kata Camat Tegalrejo, Ryanto Tri Noegroho.
“ Dan masyarakat di Kecamatan Tegalrejo sangat antusias dalam menjalankan program konservasi air ini. Dimulai dengan pembuatan biopori jumbo di masing-masing kelurahan menggunakan dana kelurahan, dilanjutkan dengan pemasangan alat panen air hujan di setiap RW se Kecamatan Tegalrejo,” tambah Ryanto.
Kampung Ramah Air Hujan
Puncaknya hari Kamis (29/08) Kecamatan Tegalrejo kedatangan tamu istimewa dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Mereka datang karena melihat gerakan memanen air hujan yang digaungkan Kecamatan Tegalrejo bekerja sama dengan Sekolah Vokasi UGM dianggap akan mampu meningkatkan debit air tanah dan mengendalikan banjir yang rutin terjadi di wilayah Tegalrejo.
“ Sebagai sebuah kawasan di perkotaan, wilayah Kecamatan Tegalrejo dengan gerakan memanen air hujannya memiliki hal yang menarik. Hal ini pula yang mendorong kami untuk mengimplementasikan kampung yang ramah air hujan di Kecamatan Tegalrejo.
Harapannya, dengan adanya kampung yang ramah air hujan ini akan menjadikan program ini menjadi skala nasional,” ujar Heru Winarto,M.Si Kepala Sub Direktorat Pengendalian Kerusakan Sungai Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang hadir khusus ke Kecamatan Tegalrejo.
Komponen kegiatan kampung ramah air hujan antara lain pemasangan instalasi pemanen air hujan, pembuatan sumur resapan dan pembuatan biopori jumbo. Mengusung konsep Urun Daya, diharapkan beberapa instansi akan terlibat didalam program ini.
Heru sendiri menambahkan agar program kampung ramah air hujan juga melibatkan swasta dengan program Customer Social Responsibility (CSR) –nya sehingga terjalin sinergi dan kebberlangsungan program di masa yang akan datang.
Tentu saja program ini tidak lepas dari peran Sekolah Vokasi Universitas Gadjah Mada dalam menjembatani hubungan dengan kementerian sekaligus sebagai pihak yang selama ini membantu Kecamatan Tegalrejo mengaplikasi konsep konservasi air.
“ Kerja sama dengan UGM maupun kampus sekitar wilayah Tegalrejo dalam hal pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu bentuk aplikasi program pemerintah kota Yogyakarta yaitu Gandeng Gendong. Ke depan akan kami dorong pihak swasta di wilayah Tegalrejo untuk mendukung program konservasi air, “ tegas Ryanto.
Terkait dengan kampung ramah air hujan, sekitar bulan Oktober yang akan datang ada agenda untuk mendeklarasikan kampung ramah air hujan berkonsep Urun Daya di Tegalrejo. Dan pada bulan November, Camat Tegalrejo akan melakukan presentasi program di depan peserta Konggres Memanen Air Hujan Indonesia II yang akan dilaksanakan di Yogyakarta. ( Kurniawan Sapta )